Postingan edisi
special event Malang Tempo doeloe, jadi fontnya juga special biar vintage gitu...
somoga gak bingungin yang baca.
Malang tempo
doeloe, ow yeah… ini adalah semacam program dari kota malang diperuntukan buat
warga agar bisa menikmati suasana dan berbagai macam kebudayaan kota malang
pada tempo dulu. Banyak berdiri stand-stand beratapkan daun jagung yang dikeringkan,
dinding dari 'gedhek-gedhek' (bhs. Indonesianya gedhek ap y….?), penyinaran oleh
lampu obor, pengenalan barang-barang yang bersejarah dari kota malang dan
banyak banget yang jual gulali, itu lho gula yang di panasin sampai leleh trus
di gulung-gulung dengan bambu sebagai pegangan. Ditambah semua yang datang
menggunakan kostum ala kuno gitu, aku aja pake’ bajunya bapaku pas masih muda, yang tidak
sengaja ditemukan pas bersih-bersih lemari tua. Untung aja cocok haha..(I love u
dad). Ya…. Semuanya berkumpul jadi satu dan berjalan di jalan Ijen. Prediksiku sih
tidak lama lagi jalan itu gak akan dinamai jalan ijen lagi (‘ijen’ dlm bhs jawa
berarti ‘sendiri’), mungkin namanya ganti jadi jalan ‘Rame’ atau jalan ‘Rame Banget’,
atau jalan ‘Rame Banget Macet’ atau jalan ‘Tak Ijen Lagi’ (kyk judul lagu ne… ^.^)
ow yeah..
Tapi kedatangan
ku ke acara ini pada 19 april 2011 kemarin membuat arti yang berbeda. Awal kedatangan
(tepatnya pas selesai parkir kendaraan) aku merasakan hal yang berbeda. Dan ternyata,
aku lupa pakai celana..
hooo tidak bukan begitu, aku lupa gk bawa ‘bakul’ buat
dagang gula kacang,
waa…. bukan bukan itu, lebih bahaya dari itu, aku lupa
menyelamatkan sasuke yang lagi bertarung dan hampir mati.. haha.. ow yeah…
bukan
kok aku juga gak tau apa yang terjadi, di ujung sana aku lihat banyak
keramaian, dan itu rame banget. Kalo aku cacing tanah, pasti aku lebih milih
menunggu pagelaran ini selesai dan baru aku bermain sendiri disana. Aku agak
kurang nyaman aja di tengah keramaian seperti itu. Mirip seperti kelinci di
tengah danau dengan sebuah rakit kecil. Agak kurang nyaman gitu.
Sembari itu
tetap aku susuri yang namanya Malang Tempo Doeloe itu, berjalan dan melihat sisi
kuno kota malang. Bulan tak hadir di malam itu, begitu juga para bintang. Langit
diatas ubun-ubunku masih bersama awan yang gelap. Hhh… kok jadi tambah mellow
ya.. semacam pertanda buruk. Sesak dan
penuh.. maksud saya penuh banget. Sejenak aku teringat petuah ibuku dulu pas masih kecil, beliau bilang “yud..
kalo penuh disiram ya….” Hhh… maaf ibu, aku tak dapat melakukan itu kali ini…
Karena gak ada kerjaan selain jalan aku memperhatikan semua muka yang ada
didepanku. Aku amati ekspresi mereka dan menebak apa yang sedang dipikirkannya.
Seorang cewek lengkap dengan pasangannya yang tertawa lepas, ya benar dunia
sedang di kontrak mereka. Seorang ibu menggendong anaknya sambil bertengkar ma
anaknya sendiri, mungkin dia lagi mikir tempat yang cocok untuk membuang
anaknya itu. Seorang pria dewasa yang serius banget makan gulali,
mungkin bambu
penyangga gulalinya ikut ke makan. Seorang cowok ganteng mempesona sedang
bernyanyi lagu melankolis, ow.. itu aku sendiri tapi dalam angan saja ^.^ . Sekelompok
anak2 dengan pakaian punk, emo, slankers ato apalah dengan muka tebal godain
cewek yang lewat.. padahal eike gak suka di godain gitu… ihh… pliss deh.. jeunk…. 
Tapi yang menarik perhatianku adalah sepasang mata dari seorang gadis, terus melihat kebawah dengan muka masam, seakan dia (click read more)
menghawatirkan sesuatu. Apakah dia juga merasakan gundah yang aku rasakan? Merasakan sisi gelap dari keramaian ini? tiba-tiba dia di bopong ke sisi jalan oleh teman-temannya. ternyata gadis itu mau pingsan kayaknya. Kecapek’an atau gak makan, atau penyakit ular bulu stadium 4-nya kambuh.
![]() |
go to hell go to hell go to hell |
Aku masih
kosong dan mencoba menarik kesedihan waktu itu. Dan terus memperhatikan
sekitarku. Dan tiba-tiba semua jadi suram, gelap dan pasi. Aku baru sadar. Setiap
aku melangkah, dapat di pastikan kakiku menendang sampah yang berserakan
disana. Wadah minuman, plastic bungkusan banyaklah. Dan itu terjadi disepanjang
pagelaran itu. Hhh… ada apa dengan orang–orang ini. Atau aku yang gak mengikuti
mereka, skali lagi aku bicara mengenai mentalnya dalam membuang sampah. Bukan sok
suci atau ter - doktrin tentang go green. Tapi hal seperti ini dapat membuat sedih
hati kecil ini. dan benar malam itu cukup membuat sedih perasaanku (sings :GEJErs
juga manusia, punya rasa punya hati…. ‘by serious’).
Tapi yud…
try to positive, amati dampak baik yang terjadi. Bukankah di setiap kesedihan
terdapat sesuatu yang baik dan dapat di pelajari. Mungkin yang lagi pacaran
lebih mantap lagi m pasangannya dan segera menikah (yyeeeyyy…).
Ibu-ibu tadi jadi
terbebas dari tekanan dan keribetan mengurus anak, karena anaknya udah di buang
di pagelaran itu dan dipungut oleh om-om tajir yang tobat dan baik hati.
Pria dewasa
pemakan gulali itu juga, sesudah itu dia berjanji tidak akan makan gulali lagi
seumur hidupnya, (karena bambu pegangan gulalinya nyangkut di usus buntunya) ini baik buat penyakit diabetesnya.
Mungkin anak2 jalanan itu bisa dapat kepuasan menggoda cewek2 yang lewat… (maaf yang ini maksa, lha menurutku gk ad manfaatnya). Dan mungkin buat saya sendiri, 4 jam yang aku habiskan di malam itu, tak akan pernah kembali. Jadi akan merugi jika aku sedih sepenuhnya sampai akhir. Dan aku bahagia tanpa alasan di akhir perjalanan pulang. Yaay… hhh…
Mungkin anak2 jalanan itu bisa dapat kepuasan menggoda cewek2 yang lewat… (maaf yang ini maksa, lha menurutku gk ad manfaatnya). Dan mungkin buat saya sendiri, 4 jam yang aku habiskan di malam itu, tak akan pernah kembali. Jadi akan merugi jika aku sedih sepenuhnya sampai akhir. Dan aku bahagia tanpa alasan di akhir perjalanan pulang. Yaay… hhh…
ehm....
BalasHapusjadi gak tau mau koment apa...
thank's ya 4 your comment..
BalasHapus^,^