Jadi tulisan ini sebenarnya di buat pas idul adha kemarin.. belum sempat saya posting. dan maaf, malas edit ni, langsung aja yo...
Dan masih di Malang, 26 Oktober 2012. Entah ini idul kurban yang keberapa untuk saya berada di Malang (#jleb)
Dan masih di Malang, 26 Oktober 2012. Entah ini idul kurban yang keberapa untuk saya berada di Malang (#jleb)
Ok… ini memang idul kurban yang kesekian kali buat saya di
Malang. Tapi hari ini berbeda, hari ini juga hari berakhirnya Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL)-ku di SMA BSS tercinta. Setelah 3 bulan mencoba
mengajar di kelas beneran, 3 bulan mengerjakan piket-piket guru, 3 bulan
berangkat pagi-pagi dan 3 bulan memaki sepatu fantovel. Dan semua itu so..
real…
Bagi yang belum tau PPL, itu adalah semacam praktek untuk
mahasiswa jurusan pendidikan untuk terjun langsung di suatu sekolah, dan
belajar mengajar siswa dengan cara menggantikan guru asli disitu. (#kita guru
palsu donk?)
ya gak guru palsu juga, soalnya kan ngajarnya asli.. what
ever lah… gitu ez pokoknya
yang ingin saya share sebenarnya adalah, kesan-kesan selama
PPL tersebut…
ok kita mulai..
awalnya saya itu antusias dengan PPL, ini adalah waktu untuk saya mengaplikasikan ‘ilmu mengajar’ yang saya pelajari di perkuliahan. Karena di perkuliahan, sering nya Cuma simulasi mengajar dalam kelas. Jadi teman-teman kampus itu berperan seolah-olah mereka adalah siswa SMA yang tidak tau apa-apa tentang mata pelajaran yang saya bawakan. Ada yang Acting culun, pura-pura paling bodo, sok kritis, pura-pura cupu, alhasil kuliah di pendidikan serasa peragaan seni teater. dan sebagai mahasiswa kimia, semua itu terasa absurd sekali. Saya sih enjoy aja. saya juga suka seni teater. #nah lho
Dan PPL itu hal yang berbeda, karena yang di hadapi adalah
benar-benar siswa SMA dengan karakter siswa SMA sebenarnya.. ada yang pinter,
yang culun beneran, yang sabar, yang cerewet, ada yang rame tapi pinter, ada yang
diem tapi ternyata makan-makan di kelas, yang melambai juga ada. dan semua itu
bukan acting. Kami sebagai guru (#ceritanya kan jadi guru), harus menjadi
fasilitator agar wajah-wajah ini dapat belajar dengan baik. Itu keren banget
bagi saya, seba’it cita-cita saya mulai dari kecil.
![]() |
piss rek ^^ |
Dalam sekolah tempat saya ber-PPL saya ditemani dengan 22
biji mahasiswa dari berbagai jurusan. Tugas mereka sama, jadi guru juga. Dan
saya adalah ketuanya. (#silakan untuk tidak percaya, karena saya juga begitu).
Maksudnya begini, saya sudah kesekian kali jadi ketua
sesuatu. Tapi sekarang, saya adalah orang yang sibuk dalam urusan duniawi, di
kepala Cuma mikir gimana supaya dapat uang sebanyak-banyaknya, malah sempat
berpikir untuk menunda kuliah supaya lebih focus ke uang, kurang peduli dengan
urusan kampus dan pasti tidak optimal kalo saya yang jadi ketua nantinya. Saat
pembentukan struktur kabinet PPL saya sudah mengundurkan diri untuk jadi ketua,
segala macam usaha sudah saya kerahkan untuk tidak jadi ketua, tapi Allah itu
tetap nyuruh saya jadi ketua. Jadilah maka jadilah. Jadi ketua deh… tapi saya tidak ngersulo akan ini, apapun yang
Allah suruh itu mengandung sesuatu yang baik, tentu saja otak-ku yang dekat
dengkul ini tak akan mampu membayangkan gimana gambarannya.. so fluid like a
water aja…
Emangnya apa sih kerjaan jadi ketua PPL itu?
Jadi ketua PPL itu berat.. soalnya tas selalu berisi absen
dan atribut kelengkapan PPL, lumayan banyak memenuhi tas, belum kelngkapan
mengajar seperti buku dll. alhasil ketua tidak pernah bawa labtop k sekolah (#pijem
terus)
jadi ketua menuntut “wise” yang berlebih dalam keseharian saya. Jadi ketua semakin berat ketika melihat anggotanya tidak rukun satu sama lain. Seperti kelinci biru langit pakek sayap tapi gak bisa terbang. Sepertinya saya juga menanggung perasaan sedih dan tidak nyaman atas perasaan anggota-anggota saya. Ketika mereka satu sama lain jengkel, saya merasakan juga perasaan yang di-jengkeli, saat mereka tak akur, saya merasakan perasaan yang sama dengan mereka. Jika ada yang di kucilkan, saya juga merasakan galaunya dia. Semua terasa sebagai tanggung jawab saya. Saat mereka lapar, mau ke kantin, saya juga tiba-tiba lapar. Kok bisa gitu ya?
Mungkin saya ini orang yang perasa, rasa yang saya sukai itu
vanilla, tapi kadang-kadang rasa coklat terasa enak juga’ (#lha?)
karena saya perasa jadi saya sering menyelesaikan masalah
dengan penuh perasaan. Ndak tau ya ini bagus ato tidak untuk jadi seorang
ketua. Tapi yang pasti. Karakter 22 biji teman baru saya itu sangat beragam(#eh
21 deng, saya kan gk masuk itungan). Kami mengalami banyak pengalaman menyedihkan.
Ketika siswa mulai tak bisa di control, ketika debat pendapat antar anggota,
ketika salah satu anggota menyakiti perasaan yang lainya, ketika janji tidak
bisa ditepati, ketika tugas lewat dead line, ketika salah satu patah hati dan
siap memakan apapun di sebelahnya, ketika masalah rumah tangga crush dengan
kuliah, ketika argument tidak di dengarkan, ketika kritikan pedas menyakiti
perasaan, ketika perkataan tak sama dengan perbuatan dan masih banyak
ketka-ketika yang lain. Begitu banyak dilemma dalam tim PPL ini. serius.
menurut saya, satu kesamaan dari mereka, yaitu semuanya
baik-baik sifatnya. Ini penting sekali, karena Allah itu ndak akan me-ruetkan
golongan orang baik, melainkan adalah ujian yang membawa golongan itu lebih
beriman. Nah… anggota saya kan baik-baik.. itu yang membuat saya percaya, kalo
di akhir PPL ini pasti akan tentang kebaikan juga. Apapun itu saya percaya.
Jadi Tim PPL SMA BSS angkatan 2012 itu yang hebat adalah ‘semua
anggotanya’. Solidaritas mereka, loyalitasnya, pengorbanannya, kebersamaannya, kemampuan
memaafkan sesama-nya, kemampuan ke kantin-nya. Ketuanya ya Cuma gitu-gitu aja. Cuma
perwakilan dari semua bagian anggota. Tapi jiwa Tim ini ada pada setiap anggota
yang ‘baik hatinya’. Itu yang membawa tim ini melewati badai dengan selamat.
Jujur aja saya kehilangan banyak kesempatan dalam
mengumpulkan sebongkah berlian selama dalam PPL ini, tapi Allah mengganti itu
semua dengan mempertemukan saya dengan 21 saudara baru yang sangat … sangat apa
ya…? Pokoknya baik-baik lah… semoga saya juga manfaat bagi mereka semua.. amin
![]() |
-- karena saya yang memfoto -- |
Dear Tim PPL SMA BSS 2012 yang sengaja atau tidak sengaja (#atau
terpaksa) membaca postingan ini, :
Saya benci perpisahan, dan saya ndak mau sering-sering menggunakan
kalimat itu, makanya saya benci serial telletubies, yang selalu mengatakan
perpisahan di akhir acaranya (#ex: saatnya tabi berpisah, saatnya tabi berpisah).
Perpisahan itu hanya untuk yang hidup dan yang meninggal, dan tidak ada perpisahan
untuk tim PPL ini… selesai PPL anda itu masih saudara saya. (#kecuali ada jodoh
saya di salah satunya #plak…) sampai nanti akan terus begitu. Semoga
bermanfaat.
Dalam sebongkah batu di dunia ini, pastilah mempunyai manfaat. Begitu
juga dengan ke geje-an blog ini semoga memberikan sesuatu yang manfaat bagi
anda..
#kecuali ada jodoh saya di salah satunya #plak…)
BalasHapuswho????
hihihi.....
BalasHapusya kan ndak tau miss... tapi nanti pasti saya temukan
#aseekk...
wahh,, doakan sayaa,, PPL periode januari-april mas, di SMAN 5 Malang,, gmn itu? enak nggak,,
BalasHapustp november ambil data ngajar di SMAN 8 dulu,, >.<
whahaha,, ketawa gila,, gila gila,,