Minggu, 06 April 2014

Bis Dalam Teman

            Kehidupan itu seperti naik bis antar kota . di dalam bis kita dimungkinkan bertemu  bermacam-macam orang. Ada yang baik, humoris, menyenangkan, atau bahkan yang mencurigakan. Semua itu mungkin dalam bis.

Saat perjalanan jauh ber jam-jam ada banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan dalam bis. Ada yang memilih untuk menghabiskan waktunya dengan tidur, gadget atau sesekali menikmati pemandangan dari balik jendela bis.

Mungkin yang paling sering adalah mengobrol dengan orang baru. Yap, berkenalan.

Karena perjalanan masih jauh, dan dasarnya manusia adalah makhluk yang berinteraksi, berkenalan di bis menjadi suatu hal yang biasa.

Ada bermacam-macam wajah dengan latar belakang berbeda-beda disana.
Ada banyak kemungkinan yang terjadi.

Jika kita bicara positif. Bisa jadi orang yang baru anda kenal mempunyai banyak hal yang bisa membuat kita tertarik untuk melanjutkan obrolan. Kita bisa menemukan suatu kisah hidup seseorang selain kita disana dengan sekedar bercerita. Kita juga bisa mendapatkan keseruan tentang hal baru yang tak pernah kita temui, atau hal yang anda sukai sejak lama dan orang di sana juga melakukan hal yang sama. Mengobrol dan saling menjalin silaturohmi adalah cara menghabiskan waktu terbaik di dalam sana. Kita bisa berbagi dan melakukan banyak lagi hal positif.

Tapi itu tergantung dari tingkat kecocokan kita dan mereka. Jika kita mendapati orang yang tidak senada dengan kita, maka mengobrol pun akan menjadi sesuatu yang tidak bisa kita nikmati.
Sebaliknya jika orang yang kita dapati malah banyak meng-inspirasi dan bermanfaat. Bisa-bisa kita lupa turun dari bis karena keseruannya.

Semua orang di dalam bis, telah mempunyai tujuan di awal pemberangkatan.
Ada yang turun duluan sebelum sampai terminal, atau malah ada yang baru naik bis di pertengahan perjalanan. Apapun itu jika sudah sampai pada tujuan kita harus bergegas turun, itu peraturannya.
Jika yang turun duluan adalah teman yang menyenangkan tadi, dan kita belum sampai tujuan kita, maka kita akan ditinggal sendiri dan sedikit banyak kita akan merasa kehilangan.
Itu wajar sebagai manusia. Coba kita lihat gambaran besarnya.

Dari awal teman kita  itu sudah mempunyai tujuan yang akan dia tuju sebelum naik bis.
Di dalam bis dia bertemu kita dan ternyata obrolan menarik terjadi dan membuat perjalanan terasa jauh lebih menyenangkan dari perkiraan kita di awal perjalanan.
Saat tujuan teman kita sudah sampai terlebih dahulu. Dia harus turun bis dan melanjutkan ke tujuannya.
Dan kita yang tempat tujuannya masih jauh ‘harusnya’ melanjutkan perjalanan di dalam bis demi tujuan kita sendiri.

Banyak hal yang menyenangkan dan tak tergantikan di dalam bis.
Apalagi jika kita berinteraksi banyak penumpang disana dan ternyata sangat menyenangkan. Rasa senang akan jadi berlipat ganda berbanding lurus dengan jumlah penumpang yang menyenangkan di dalam sana. Rasanya tidak ingin perjalanan di dalam bis cepat berakhir.
Sampai berharap pak supir melambatkan laju bisnya.

Itulah Teman.
Adalah seseorang yang kita temukan dalam perjalanan dalam bis (perjalanan hidup).
Yang memberikan pengaruh besar terhadap sikap dan pikiran kita.
Wajah baru mereka dalam kehidupan kita, membelajarkan banyak tentang pendewasaan diri atau saling menghargai.

jika seseorang yang membuat anda leibh buruk dari sebelumnya, itu tidak bisa di katagorikan teman.

Cerita dan kenangan bersama, akan membuat kita merasa dalam. Dan saling menghormati.
Tali silaturohmi, dan sikap toleransi akan memperjelast kehadiran mereka dalam cerita.
Mereka sukses membuat kita berubah, menjadi lebih baik.
Berpandangan luas dan belajar memahami.
Mereka berjasa, atas keriangan dan keseruan dalam hidup kita.

Tapi, Kita harus turun di tujuan kita masing-masing.
Mereka juga akan begitu.
Satu persatu turun bis karena bisa jadi tujuan mereka ada di sebrang sana.
Ada waktunya kita akhiri dulu cerita menyenangkan dalam bis ini.
Disaat yang bersamaan mereka yang turun akan mengingatkan kita akan tujuan kita.
Kapan kita juga harus turun?
Masih jauhkan tujuan kita?
Kita harus menyadari arti dari ‘tujuan’
Memang teman adalah hal yang sangat nyaman dan menghangatkan.
Tapi ‘tujuan’ adalah keharusan yang sebisa mungkin untuk kita pertahankan.

Teman.
Satu persatu kita sudah turun bis.
Banyak dari kalian sudah mencapai tujuan atau berganti bis demi tujuan baru kalian.
Tak masalah karena itu perjalanan baik kalian.
Saking keren-nya, Kenangan dalam bis bersama kalian semua, tidak bisa di ungkapkan.
Itu semua membuat diri ini ingin jauh lebih baik hati seperti kalian.

Memang mirip tapi Ini bukan salam perpisahan, tapi ini hanya suatu perjalanan.
Kenangan kemarin bukan jadi bahan saat melamun atau sedang kesepian
Lebih dari itu, sikap memberi dan menghormati saat itu, akan membiasakan diri ini agar selalu berbuat baik di hari ini dan esok.
Salam senyum untuk kalian.
Nanti jika kita sudah berdiri di tujuan masing-masing
Kita masih bisa naik bis bersama-sama lagi.

Untuk semua Teman-temanku yang pernah naik bis bareng sama-sama…
Teman TK, SD, SMP, Genk Piley, SMA, Adios, Jurnalistik,  Kuliah, Tapak Suci, HMJ, PKL, Kuliah lagi, PPL, komikus2, kos kuabeh wes

Perjalanan saya sendiri masih jauh, tapi melihat banyak dari kalian yang sudah nyampek tujuan, membuat saya lebih bersemangat lagi.

Oiya ada juga yang beberapa memutuskan untuk turun bis bareng demi tujuan yang sama
Seperti teman baik saya di Tapak Suci Mas Agung dan Rani M (*ciiieee ciieee )
Rezki dan Mas Hamdi
Mas Aheng dan Dion
Meki dan Tora
Adit dan saya
Eh’
Dan semua wes



Sukses semua ya…. :D

nanti ketemu lagi

Kamis, 17 Januari 2013

i am a small tree stems


             Ada siput warna biru laut sedang ngesot di tangkai daun talas. Cangkangnya terawang, ribuan capung terbang seperti kilat, satu hinggap di telunjukku dan mengajariku cara melompat. Batuan hijau masih saja menangis dalam air jernih.

             Langit sangat tipis, bunga lilly menguning. Ikan-ikan menari, sayapku melebar perlahan, di bantu kumbang air dan    laron. Lumut batu masih tidur. Lebah kecil meletakkan sedikit madu di hidungku dan kita berlomba lari. Saat itu terasa tak bergerak. Alang2-alang dan musik bisu temaniku, jadi merasa sendiri dan makin tersendiri. Aku lihat bintang untuk membawaku pulang.

             Masih ada butir air di ujung rumput. Mereka tak suka jejak langkahmu. Saya adalah tangkai pohon kecil. Balon udara juga mendarat, membawa anak kucing dan tupai dalam keranjang. Mereka tumpah bersama-sama dan tertawa. Mungkin bianglala ini melambat. Sulit mengatakan menyerah karena kita tak pernah tau. Mungkin benar, dengan percaya itu akan membantu, membawaku pulang pada jalan yang benar.


let me home

Rabu, 31 Oktober 2012

Saya dan Tim PPL ^.^




Jadi tulisan ini sebenarnya di buat pas idul adha kemarin.. belum sempat saya posting. dan maaf, malas edit ni, langsung aja yo...


Dan masih di Malang, 26 Oktober 2012. Entah ini idul kurban yang keberapa untuk saya berada di Malang (#jleb)
Ok… ini memang idul kurban yang kesekian kali buat saya di Malang. Tapi hari ini berbeda, hari ini juga hari berakhirnya Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)-ku di SMA BSS tercinta. Setelah 3 bulan mencoba mengajar di kelas beneran, 3 bulan mengerjakan piket-piket guru, 3 bulan berangkat pagi-pagi dan 3 bulan memaki sepatu fantovel. Dan semua itu so.. real…

Bagi yang belum tau PPL, itu adalah semacam praktek untuk mahasiswa jurusan pendidikan untuk terjun langsung di suatu sekolah, dan belajar mengajar siswa dengan cara menggantikan guru asli disitu. (#kita guru palsu donk?)

ya gak guru palsu juga, soalnya kan ngajarnya asli.. what ever lah… gitu ez pokoknya
yang ingin saya share sebenarnya adalah, kesan-kesan selama PPL tersebut…

ok kita mulai..
awalnya saya itu antusias dengan PPL, ini adalah waktu untuk saya mengaplikasikan ‘ilmu mengajar’ yang saya pelajari di perkuliahan. Karena di perkuliahan, sering nya Cuma simulasi mengajar dalam kelas. Jadi teman-teman kampus itu berperan seolah-olah mereka adalah siswa SMA yang tidak tau apa-apa tentang mata pelajaran yang saya bawakan. Ada yang Acting culun, pura-pura paling bodo, sok kritis, pura-pura cupu, alhasil kuliah di pendidikan serasa peragaan seni teater. dan sebagai mahasiswa kimia, semua itu terasa absurd sekali. Saya sih enjoy aja. saya juga suka seni teater. #nah lho

Dan PPL itu hal yang berbeda, karena yang di hadapi adalah benar-benar siswa SMA dengan karakter siswa SMA sebenarnya.. ada yang pinter, yang culun beneran, yang sabar, yang cerewet, ada yang rame tapi pinter, ada yang diem tapi ternyata makan-makan di kelas, yang melambai juga ada. dan semua itu bukan acting. Kami sebagai guru (#ceritanya kan jadi guru), harus menjadi fasilitator agar wajah-wajah ini dapat belajar dengan baik. Itu keren banget bagi saya, seba’it cita-cita saya mulai dari kecil.
piss rek ^^

Dalam sekolah tempat saya ber-PPL saya ditemani dengan 22 biji mahasiswa dari berbagai jurusan. Tugas mereka sama, jadi guru juga. Dan saya adalah ketuanya. (#silakan untuk tidak percaya, karena saya juga begitu).

Kok bisa aku yo jadi ketua?

-- kan masih banyak yang lain --
lanjut? klik read more

Senin, 30 Mei 2011

Jadi kakak itu mengesankan


            Jadi anak terakhir itu cukup mengharukan. Seperti aku, anak ke-dua dari dua bersaudara. Lihat saja fenomena yang terjadi misal: pembagian uang saku (pas masih taman kanak2). Aku ingat sekali ibuk’ku bilang “ adek-kan sek cilik, dadi sangune cilik pisan yo” (karena adik masih kecil, uang sakunya juga kecil ya..) mbak’ku tertawa dengan tangan di pinggang.
Ada lagi pas waktu TK juga,
            Setiap ada teman ibuku yang menanyakan bapakku lagi dimana pasti bilangnya gini “hei, jeng…. Nangdi bapak’e Retno?” (retno = nama kakakku), nah mengapa gak namaku yang disebut?? Apa mereka gak tau aku mendengar obrolan mereka itu. Kapan aku disebut sebagai icon keluargaku juga? Habis itu aku pasti manyun dan pergi mencoret-coret buku gambarku, untuk melupakan apa yang telah terjadi. Dan mbak’ku tertawa dengan tangan di pinggang.
Itu Cuma beberapa kasus, sebenarnya buanyak banget. Tapi saat ini berbeda. Kakakku yang di atas itu sudah menikah dan punya anak. Itu berarti aku jadi Om…… \(^0^)/ ow.. yeah….
            Kalian tau apa artinya itu? Karena aku masih dalam katagori “muda” dan belum nikah, jadi seorang Om itu berasa kayak jadi kakak. Dan Allah mengijinkan aku untuk menikmati indahnya jadi seorang kakak. Huah… rasanya mirip kelinci pakek pita ijo tua dan menemani anak kelinci yang bunder kecil kayak kapas. Pokoknya seruuuuu….
            Keponakan-ku itu imud banged. Saya ulangi sodara-sodara, imud banged (aku jarang lho pakek akhiran ’d’ pada kata ‘banget’). Apalagi sekarang umurnya 1,5 tahun lebih gitu. Itu lucu2nya dari tingkah anak umur segitu bukan? Aku heran dan bangga, kenapa si tata (panggilan dari keponakanku) bisa lucu banged seperti itu? Padahal aku gak segitunya dan cenderung biasa aja. lihat balita lainnya. Apa ini sensasi sebagai seorang kakak pada adiknya.
Dan ternyata benar dugaanku. Bukan aku saja yang merasa si tata ini super imud. Tapi seluruh dunia mengakui keimud’tannya. Bukan besar2in sodara sendiri. Tapi inilah buktinya
kalo gak jelas gambarnya di klik aja biar gedhe
 
             Nah… para GEJErs bisa lihat sendiri di barisan no 5 dari kanan.. itu keponakanku. Dia ternyata salah satu anggota dari girlband korea kenamaan SNSD. Tau kan SNSD?? kalo gak tau tanya mbah google deh.. Nah… apa ini??? kenapa si tata bisa masuk girlband yang terkenal itu. Tentu saja ada sejarahnya.(click read more)

Kamis, 19 Mei 2011

Mungkin Malang Tempo Doeloe


          Postingan edisi special event Malang Tempo doeloe, jadi fontnya juga special biar vintage gitu... somoga gak bingungin yang baca.
          Malang tempo doeloe, ow yeah… ini adalah semacam program dari kota malang diperuntukan buat warga agar bisa menikmati suasana dan berbagai macam kebudayaan kota malang pada tempo dulu. Banyak berdiri stand-stand beratapkan daun jagung yang dikeringkan, dinding dari 'gedhek-gedhek' (bhs. Indonesianya gedhek ap y….?), penyinaran oleh lampu obor, pengenalan barang-barang yang bersejarah dari kota malang dan banyak banget yang jual gulali, itu lho gula yang di panasin sampai leleh trus di gulung-gulung dengan bambu sebagai pegangan. Ditambah semua yang datang menggunakan kostum ala kuno gitu, aku aja pake’ bajunya bapaku pas masih muda, yang tidak sengaja ditemukan pas bersih-bersih lemari tua. Untung aja cocok haha..(I love u dad). Ya…. Semuanya berkumpul jadi satu dan berjalan di jalan Ijen. Prediksiku sih tidak lama lagi jalan itu gak akan dinamai jalan ijen lagi (‘ijen’ dlm bhs jawa berarti ‘sendiri’), mungkin namanya ganti jadi jalan ‘Rame’ atau jalan ‘Rame Banget’, atau jalan ‘Rame Banget Macet’ atau jalan ‘Tak Ijen Lagi’ (kyk judul lagu ne… ^.^) ow yeah..
          Tapi kedatangan ku ke acara ini pada 19 april 2011 kemarin membuat arti yang berbeda. Awal kedatangan (tepatnya pas selesai parkir kendaraan) aku merasakan hal yang berbeda. Dan ternyata, aku lupa pakai celana.. 
 
hooo tidak bukan begitu, aku lupa gk bawa ‘bakul’ buat dagang gula kacang, 
waa…. bukan bukan itu, lebih bahaya dari itu, aku lupa menyelamatkan sasuke yang lagi bertarung dan hampir mati.. haha.. ow yeah…
bukan kok aku juga gak tau apa yang terjadi, di ujung sana aku lihat banyak keramaian, dan itu rame banget. Kalo aku cacing tanah, pasti aku lebih milih menunggu pagelaran ini selesai dan baru aku bermain sendiri disana. Aku agak kurang nyaman aja di tengah keramaian seperti itu. Mirip seperti kelinci di tengah danau dengan sebuah rakit kecil. Agak kurang nyaman gitu.
          Sembari itu tetap aku susuri yang namanya Malang Tempo Doeloe itu, berjalan dan melihat sisi kuno kota malang. Bulan tak hadir di malam itu, begitu juga para bintang. Langit diatas ubun-ubunku masih bersama awan yang gelap. Hhh… kok jadi tambah mellow ya..  semacam pertanda buruk. Sesak dan penuh..    maksud saya penuh banget. Sejenak aku teringat petuah ibuku dulu pas masih kecil, beliau bilang “yud.. kalo penuh disiram ya….” Hhh… maaf ibu, aku tak dapat melakukan itu kali ini…
Karena gak ada kerjaan selain jalan aku memperhatikan semua muka yang ada didepanku. Aku amati ekspresi mereka dan menebak apa yang sedang dipikirkannya. Seorang cewek lengkap dengan pasangannya yang tertawa lepas, ya benar dunia sedang di kontrak mereka. Seorang ibu menggendong anaknya sambil bertengkar ma anaknya sendiri, mungkin dia lagi mikir tempat yang cocok untuk membuang anaknya itu. Seorang pria dewasa yang serius banget makan gulali,
mungkin bambu penyangga gulalinya ikut ke makan. Seorang cowok ganteng mempesona sedang bernyanyi lagu melankolis, ow.. itu aku sendiri tapi dalam angan saja ^.^ . Sekelompok anak2 dengan pakaian punk, emo, slankers ato apalah dengan muka tebal godain cewek yang lewat.. padahal eike gak suka di godain gitu… ihh… pliss deh.. jeunk…. 
Tapi yang menarik perhatianku adalah sepasang mata dari seorang gadis, terus melihat kebawah dengan muka masam, seakan dia (click read more)

Jumat, 06 Mei 2011

Nyoba ikutan karena go green

                Gak tau knp aku fans banget tentang  yang bertema "go green". Nah kemarin tanggal 21 Mei 2011 ada lomba Essay tentang go green.... lha ni ceritanya aku ikutan. padahal aku gk pernah buat essay. jangan kan buat... tau aja nggak.. rumus baru dalam hidupku "go green dulu, baru essay". apa sih essay itu?. kebetulan salah satu temen ngajak tentang seminar membuat essay dan cerpen. ya udah slanjutnya aku ikut ae...
               deng.......... langsung ke pengumuman... ternyata aku gk juara. gpp. yang penting uda ikutan acara yang "go green go green" gitu... hahaha..... (timbul kebanggaan tersendiri). nah karna lomba-nya udah kelar boleh donk tak publish disini haha... dari pada nganggur diem di hardisk. ok langsung... silakan menikmati essay perdana saya... kritik dan saran ojo lali yooo..... biar kl buat lagi lbh mancaap... thanks be4


Mental SD Terkadang Lebih Baik
            Perjalanan pulang kampung di musim penghujan sungguh berat, terutama bagi aku seorang pengendara sepeda motor. Waktu yang biasa ku tempuh dari Malang menuju rumahku di Probolinggo sekitar 2.5 jam, dengan kecepatan sekitar 50-70 Km/jam. Tapi pada musim hujan tahun 2009 waktu perjalanan bisa sampai 3.5 jam dan untuk tahun 2011 malah sampai 4.5 jam. Ini sama dengan waktu yang di perlukan dari malang menuju jember. Kasus ini terjadi karena kendala yang sama di setiap tahunnya. Penyebabnya adalah banjir di daerah Pasuruan. Khususnya di kecamatan Ngopak. Air hujan yang turun deras membuat sungai-sungai di daerah tersebut meluap memenuhi jalan. Sekilas pemandangan saat itu mirip di danau yang saya lihat di discovery chanel, sekeliling memandangan cuma air keruh menggenang. karena berhektar-hektar sawah-sawah di sekitarnya juga tenggelam oleh air. Bedanya ‘danau’ baru ini tidak ada binatang-binatang buasnya seperti di acara TV favoritku itu.
            Dari pengalamanku tersebut terlihat ada masalah yang tak kunjung reda tapi malah tambah buruk keadaanya. Di berita dari TV tahun ini juga lebih banyak terdapat banjir yang melumpuhkan akses jalan utama di berbagai tempat. Ok, masalahnya adalah banjir. Sekarang mengapa intensitas banjir meningkat? Apakah penyebab banjir terebut?.
            Pertanyaan terakhir ini mengingatkan ku pada masa SD dulu. Apakah penyebab banjir? Pasti dengan percaya diri aku akan menjawabnya dengan ‘buang sampah di kali, Pak’. Nah lihat, ketika aku SD sudah diajarkan betapa tidak boleh membuang sampah di kali. Teman-teman dari sekolah lain pun aku pikir juga sependapat denganku. Ketika SMP, pertanyaan itu kembali muncul. Apakah penyebab banjir? Jawabanku kali ini lebih kompleks dari yang dulu. ‘karena eksploitasi hutan secara liar, tidak lancarnya aliran sungai dan atau pembukaan lahan pertanian di daerah resapan air’. Bagaimana dengan sekarang? Apakah jawaban-jawaban itu masih benar dan berlaku? Jawabanya ya, masih. Tercatat di daerah resapan air di pasuruan mengalami penyempitan oleh pembukaan lahan pertanian. Banyak juga sampah yang tersudut di sungai sebagai wujud ketidaktauan dan ketidak pedulian warga setempat. Alhasil inilah yang mereka dapatkan. Selain banjir tersebut melupuhkan akses jalan utama, banjir juga merendam sawah-sawah di daerah itu. Sebagian rumah warga juga di genangi air setinggi lutut disertai juga penyakit-penyakit bawa’an banjir. Banjir yang terjadi juga semakin hebat tiap tahunnya.
            Sebenarnya apa yang terjadi? Bukankah pelajaran membuang sampah dan melindungi hutan sudah di ajarkan sejak aku masih kecil. Kenapa masih terjadi pelanggaran seperti itu?. Apa ada yang salah dari pengajaranya? Atau ada yang salah dengan manusianya?.
            Kita bisa lihat masalah membuang sampah sembarangan saja bisa menjadi musibah seperti diatas. Aku mulai memikirkan fenomena yang sering terjadi disekitarku. Misalnya dikampus atau di jalan umum. Masih banyak orang yang dengan ringannya membuang bungkus permen sembarangan. Seperti tidak ada rasa takut di dirinya untuk melakukan itu. Memang sih, nanti ada petugas kebersihan yang akan menangani bungkus itu. Tapi yang aku bicarakan adalah mental orang-orang seperti itu. Kenapa tidak membuangnya pada tempatnya? Apakah tidak di ajari oleh sekolahnya? Bagaimana mengenai sampah-sampahnya yang lebih besar?. Itu hal yang salah. Dan aku yakin, bila aku yang benar kalau hal itu salah. Dia bersalah meskipun bila aku masih anak SD. Bagaimana sikap orang seperti itu di masa mendatang? Apa yang ia contohkan kepada keturunannya? Mungkin ini fenomena(click read more)

Minggu, 24 April 2011

Cacing tanah dan Bulan


                     Pada zaman dahulu kala hiduplah seekor cacing tanah yang hidup dalam tanah. Untuk sekedar informasi, cacing tanah yang ini tidak ada hubungan keluarga dengan tikus tanah atau kacang tanah. Cuma namanya aja mirip. Cacing ini hidupnya kesepian. Sering sendirian sampai disebut penyendiri. Daerah yang ia kunjungi biasanya Cuma di tanah-tanah yang minim getaran (keramaian), misalnya dia sering berjalan-jalan di tanah sawah, atau di hutan, jarang sekali dia turun di bawah aspal atau jalan raya, karena dia emang gak suka keramaian. Sesekali di waktu malam dia muncul ke permukaan tanah untuk melihat ke angkasa. ya benar dia lagi menganga menatap si bulan pujaanya.
                     Ketika itu purnama si cacing keluar dari tanah seperti biasanya. Dia melihat kagum pada bulan yang sangat jauh tapi begitu terang di setiap sudut bumi. Si bulan tentu saja tidak dapat melihat cacing tanah yang sangat kecil dari jarak yang begitu jauh.  Si bulan hanya melihat bumi secara makro. Yang bisa dilihat bulan Cuma bumi yang warna-warni yang indah.
Ok kita kembali  lagi ke cacing. Si cacing terus tersenyum malam itu, dia sangat suka melihat sosok bulan yang tegas dan bersinar. Bentuk bulatan dari bulan dinilainya sangat proporsional, cahayanya matching dengan warna bintang waktu itu, sedikit asesoris pada permukaan bulan yang dibuat oleh meteor-meteor terlihat trendy bagi sang cacing. Sambil di iringi lagu “just the way you are” dari mas Bruno  dia terus senyam-senyum sendiri malam itu. Mirip tony blank sih.. tapi kita sedang tidak membahas itu. Subhanallah..
Dan dapat di tebak bila sang cacing itu berkeinginan untuk bisa menjadi sang bulan juga, karena si bulan sendirian, cacing juga ingin menemani sang bulan bersinar bersama-sama menerangi bumi. Hhh… percuma saja. Cerita ini tidak mungkin berkata bahwa cacing nanti bisa menyala kayak lampu trus hidup bahagia bersama-sama bulan. Maksa banget kan kalo gitu.
Sehebat apapun sang cacing tanah itu tidak akan merubah takdirnya yang seharusnya makan minum e*k-nya di dalam tanah menjadi sang bulan yang berada di atas kepala makhluk bumi tanpa mengatakan “nyuwun sewu” (baca: permisi) dan dengan segala kemegahannya.
Tiap harinya  si cacing memikirkan keindahan bulan. Dia sangat termotivasi untuk dapat seperti sang bulan. Berguna bagi orang banyak. Rupanya si cacing anaknya cukup pesimis. Dia mulai berpikir keras untuk lebih berguna hidupnya itu. Karena itu akhir-akhir ini dia lebih sering ke perpustakaan untuk mencari reverensi. Salah satu buku yang dia baca adalah “how to be useful by your self 1. for mollusca and vermes ”. Selain itu dia juga sharing sama ulat bulu atau semut pekerja. Tapi Cuma sekali curhat sama kepompong, karena si kepompong jarang ngomong. Bisanya Cuma manthuk-mantuk (manggut-manggut).  Sampai pada akhirnya dia menemukan cara agar bermanfaat bagi semua . inilah list yang dia buat untuk menjadi lebih berguna bagi makhluk lain. Cekit ot: (nb : click read more)